Searching...
Selasa, 07 April 2015

Nikmatnya Sex Malam Minggu


Aku bernama Iwan Budi, aku merupakan pemilik PT. Prima, yang bergerak di bidang komputer. Sebetulnya aku telah mempunyai seorang istri yang setia dan telah mempunyai beberapa orang anak. Mungkin karena istri saya sendiri terlalu pasif dalam mengerjakan hubungan badan, maka aku mulai tidak berselera kepadanya. Aku mempunyai seorang sekretaris yang bernama Yanti, ia masih muda bersama berparas cukup cantik. Sebab hubungan intim dengan istri kurang memuaskan, maka aku mulai mencari-cari wanita lain. Ke Lokalisasi aku takut kena penyakit AIDS, karena itu aku mulai tertarik dengan Yanti.

Hari sabtu, seperti biasanya para karyawan kerja cuma sampai jam satu siang. Tapi saya telah menyuruh agar Yanti lembur saja karena banyak surat-surat yang belum terselesaikan. Pada saat itu masa telah menunjukkan pukul tiga lebih seperempat, kami (aku beserta Yanti) hanya berduaan saja di kantor. Aku masih bimbang, mampukah aku menyeleweng dengan sekretaris sendiri...?, aku takut ia menolak bersama aku akan amat malu. Oh...!! Ternyata setan lebih kuat, saya mulai mengadakan aksi pertama, aku dekati dan pegang pundaknya, ia menatap wajah aku beserta pada ketika itu kami beradu pandang bersama ia tersipu malu.

Aku tanya, "Apakah entar malam engkau ada acara?"

"Tidak ada" jawabnya datar.

Aku semakin berani beraksi, aku pegang tengkuknya, ia diam saja, lalu aku bisikkan rayuan bersama dia tertawa kecil. Aku sebetulnya masih muda dan lumayan ganteng, maka dengan gampang sekretarisku itu jatuh dalam pangkuanku, beserta selanjutnya dia juga sepertinya telah lama menaruh hati padaku, maka ketika aku ajak dia mengunyah malam, ia setuju saja.

Malam minggu, malam yang panjang untuk kita semua. Malam itu setelah mengunyah malam di restaurant Chinese food, maka mobil panther warna merahku meluncur ke arah manggarai untuk mengantar Yanti pulang. Tapi rupanya setan datang lagi, maka aku mengajak Yanti ke Motel, ternyata dia pula nurut saja.

Setelah sampai di Motel, dia lalu mandi, dan aku telah memakai baju tidur. Sebagai orang yang baru pertama kali menyeleweng, maka aku gemetar ketika dia nongkrong di sisi tempat bobok, dia hanya dililit selembar handuk, lalu dia tersenyum kecut beserta aku juga membalas senyumannya. Aku rangkul dia, kuciumi seluruh bagian tubuhnya, lalu kujilati liang kewanitaannya yang sepertinya masih suci karena bentuknya masih indah diselimuti bulu halus beserta warna memeknya masih merah muda bergerajul lembut. Kuhisap liang kewanitaannya beserta ia pula mengerang menahan nikmat yang mungkin baru kali ini ia rasakan. Tidak lama kemudian menyemburlah cairan cinta dari liang kewanitan seluruh cairan itu aku sedot bersama telan..., oh terasa manis dan nikmat, ia pun berkelonjotan menahan nikmat.

Setelah puas dengan acara jilat memek, maka akupun mulai beraksi menguak seluruh baju tidurku beserta kutarik dia ke tengah tempat bobok dan aku pun merayap diatas tubuhnya lalu menghepaskan posisi penisku tepat di bibir kemaluannya. Setelah tepat menempel, maka ku ayunkan secara teratur maju beserta mundur yang disertai bunyi deritan ranjang, ia memberi respon dengan menghentak-hentakkan pantatnya beserta menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sampai jadi rambutnya acak-acakan. Ketika kemaluanku sebetulnya agak rumit masuk ke liang senggamanya karena liang senggamanya masih perawan, jadi masih sempit.

Setelah 20 menit melakukan aksi, dia menjerit pelan bersama memeluk diriku erat sekali, rupanya ia orgasme lagi. Setelah ia orgasme maka lorong kewanitaannya tambah licin lagi bersama 15 menit kemudian, aku mulai merasakan adanya cairan yang memaksa keluar dari kemaluanku, aku tekan kuat-kuat penisku sampai jadi membentur bagian yang paling dalam dari liang kewanitaan wanita beserta akupun mencapai orgasme sampai jadi liang senggama Yanti banjir dengan cairan maniku. Setelah itu tubuhku terasa lemas tak berdaya, tapi hati ini amat puas sebab baru saja menikmati liang kemaluan perawan.

Malam makin larut, Yanti telah terlelap. Aku masih belum tidur, karena aku masih suka memandangi tubuh Yanti yang putih mulus tanpa busana di sisiku. Aku termenung, melamun dan akhirnya aku teringat akan anak dan istriku yang telah aku bohongi bahwa ada rapat di luar kota, Lelaki macam apakah aku ini?

Aku manusia yang kotor seperti binatang, tapi aku tak kuasa menahan nafsu..., pikiran berdosa terus berkecamuk di otakku sampai akhirnya akupun terlelap juga.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!